Minggu, 27 Maret 2022

Sub Chapter 14.1





 


Sub Chapter 14.1
Pendahuluan Operasional Amplifier

  • Untuk menyelesaikan tugas matkul elektronika yang diberi oleh bapak Dr.Darwison,M.T.
  • Untuk menambah wawasan tentang Operasional Amplifier (Op-Amp).
  • Untuk memahami materi tentang Operasional Amplifier (Op-Amp).
2. Alat dan Bahan[Kembali]

1. Vsine (Inverter)


Power Inverter atau biasanya disebut dengan Inverter adalah suatu rangkaian atau perangkat elektronika yang dapat mengubah arus listrik searah (DC) ke arus listrik bolak-balik (AC) pada tegangan dan frekuensi yang dibutuhkan sesuai dengan perancangan rangkaiannya. Sumber-sumber arus listrik searah atau arus DC yang merupakan Input dari Power Inverter tersebut dapat berupa Baterai, Aki maupun Sel Surya (Solar Cell). Bentuk-bentuk Gelombang yang dapat dihasilkan oleh Power Inverter diantaranya adalah gelombang persegi (square wave), gelombang sinus (sine wave), gelombang sinus yang dimodifikasi (modified sine wave) dan gelombang modulasi pulsa lebar (pulse width modulated wave) tergantung pada desain rangkaian inverter yang bersangkutan. 

2. Op-Amp

Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional. Terminal yang terdapat pada Simbol Op-Amp (Operational Amplifier/penguat operasional) diantaranya adalah :

  1. Masukan non-pembalik (Non-Inverting) +
  2. Masukan pembalik (Inverting) –
  3. Keluaran Vout
  4. Catu daya positif +V
  5. Catu daya negatif -V
Tetapi, secara umum terminal pada Op-Amp ada 3 yaitu : (1) Masukan non-pembalik/non-inverting (+), (2) Masukan pembalik/inverting (-), dan (3) Keluaran Vout.
Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan oleh Resistor Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik (Inverting Input). Konfigurasi dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini biasanya disebut dengan Closed-Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar Tertutup.  Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-Loop Configuration, besar penguatannya adalah tak terhingga (∞) sehingga besarnya tegangan output hampir atau mendekati tegangan Vcc.
Konfigurasi Op-Amp (Closed loop and Open Loop)
3. Ground








Definisi grounding adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk meniadakan beda potensial sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan langsung dibuang ke bumi. Sistem grounding pada peralatan kelistrikan dan elektronika adalah untuk memberikan perlindungan pada seluruh sistem.

3. Dasar Teori[Kembali]

Pendahuluan Operasional Amplifier

Penguat operasional, atau op-amp, adalah penguat diferensial dengan gain sangat tinggi dengan impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran rendah. Kegunaan khas dari penguat operasional adalah untuk memberikan perubahan amplitudo tegangan (amplitudo dan polaritas), osilator, rangkaian filter, dan berbagai jenis rangkaian instrumentasi. Sebuah op-amp berisi sejumlah tahapan penguat diferensial untuk mencapai penguatan tegangan yang sangat tinggi.


Gambar 14.1 menunjukkan sebuah op-amp dasar dengan dua masukan dan satu keluaran sebagai hasil menggunakan tahap masukan penguat diferensial. Setiap input menghasilkan output polaritas (atau fase) yang sama atau berlawanan, tergantung pada apakah sinyal diterapkan ke input plus (+) atau minus (-).

Input Berujung Tunggal
Untuk hasil operasi input berujung tunggal yaitu ketika sinyal input dihubungkan ke satu input dengan input lainnya terhubung ke ground. 


Dalam Gambar 14.2 (a), masukan diterapkan ke masukan plus (dengan masukan minus di ground), yang menghasilkan keluaran yang memiliki polaritas yang sama dengan sinyal masukan yang diterapkan. Gambar 14.2 (b) menunjukkan sinyal masukan diterapkan ke masukan minus, keluaran kemudian berlawanan dalam fase ke sinyal yang diterapkan.

Input Berujung Ganda (Diferensial)
Pada input berujung ganda ini, dimungkinkan untuk menerapkan sinyal pada setiap masukan.


Gambar 14.3 (a) menunjukkan masukan, V.d, diterapkan antara dua terminal input (ingat bahwa tidak ada input yang berada di ground), dengan output berlapis dalam fase yang diterapkan antara input plus (+) dan minus (-). Gambar 14.3 (b) menunjukkan aksi yang sama yang dihasilkan ketika dua sinyal terpisah diterapkan ke masukan.

Output Berujung Ganda



Sementara operasi yang dibahas sejauh ini memiliki satu keluaran, op-amp juga dapat dioperasikan dengan keluaran yang berlawanan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14.4. Masukan yang diterapkan ke salah satu masukan akan menghasilkan keluaran dari kedua terminal keluaran, keluaran ini selalu berlawanan dalam polaritas.



Gambar 14.5 menunjukkan masukan berujung tunggal dengan keluaran berujung ganda. Seperti yang ditunjukkan, sinyal yang diterapkan ke input plus menghasilkan dua output yang diperkuat dengan polaritas yang berlawanan.
Gambar 14.6 menunjukkan operasi yang sama dengan satu keluaran yang diukur antara terminal keluaran (tidak terkait dengan ground). Sinyal keluaran perbedaan ini yaitu V01-V02. Output perbedaan juga disebut sebagai sebuah sinyal mengambang karena tidak ada output 2 terminalnya berupa terminal ground (referensi).

Gambar 14.7 menunjukkan input yang berbeda serta, operasi output yang berebda juga. Input diterapkan antara dua terminal input dan output diambil dari antara dua terminal output. Ini adalah operasi diferensial sepenuhnya.

Operasi Mode Umum



Ketika sinyal input yang sama diterapkan ke kedua input, hasil operasi mode umum, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14.8. Idealnya, kedua input sama-sama diperkuat, dan karena menghasilkan sinyal polaritas yang berlawanan pada output, sinyal ini dibatalkan, menghasilkan output 0V. Praktisnya, sinyal keluaran yang kecil akan dihasilkan.

Penolakan Mode Umum

Fitur penting dari koneksi diferensial adalah bahwa sinyal yang berlawanan pada input sangat diperkuat, sedangkan sinyal yang umum untuk dua input hanya sedikit diperkuat. Keseluruhan operasi digunakan untuk memperkuat sinyal perbedaan sambil menolak sinyal umum di dua masukan. Karena noise (sinyal input yang tidak diinginkan) umumnya umum untuk kedua input, koneksi diferensial cenderung memberikan redaman input yang tidak diinginkan ini sambil memberikan output yang diperkuat dari sinyal perbedaan yang diterapkan ke input. Fitur operasi ini, disebut sebagai penolakan mode umum.


1) Apa yang dimaksud dengan Op-Amp?Dan apa kegunaannya?
Jawab :
Penguat operasional, atau op-amp, adalah penguat diferensial dengan gain sangat tinggi dengan impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran rendah. Kegunaan khas dari penguat operasional adalah untuk memberikan perubahan amplitudo tegangan (amplitudo dan polaritas), osilator, rangkaian filter, dan berbagai jenis rangkaian instrumentasi.

2) Jelaskanlah ciri-ciri Op-Amp yang bersifat ideal dan bagaimana cara membuat op-amp sebagai komparator?
Jawab :
Berikut ini adalah ciri-ciri Op-amp ideal:
a.Memiliki dua input dengan satu output
b.Impedansi input tinggi
c.Impedansi output rendah
Dalam elektronik, komparator adalah perangkat yang membandingkan dua tegangan atau arus dan mengeluarkan sinyal digital yang menunjukkan mana yang lebih besar. Salah satu yang bisa dijadikan komparator adalah Op-Amp. Cara membuat Op-Amp sebgai komparator adalah dengan memberikan tegangan yang konstan pada salah satu kaki input op-amp.


1) Apakah perbedaan antara Op-Amp dengan input berujung tunggal dengan  input berujung ganda?
Jawab :
Untuk Op-Amp dengan input berujung tnngal, hasil operasi inputnya yaitu ketika sinyal input dihubungkan ke satu input dengan input lainnya terhubung ke ground. Sedangkan untuk Op-Amp dengan input berujung ganda menerapkan sinyal pada setiap masukan, sehingga tidak ada input yang dihubungkan ke ground.

2) Berdasarkan gambar di bawah ini, tentukanlah nilai Voutput jika nilai V1 dan V2 nya adalah 50 mV!


Jawab :














1) Sebuah penguat op-amp non inverting dengan penguatan 10 kali, jika sumber tegangan +-15 Volt dan Vin = 2 Volt, maka menghasilkan tegangan output sebesar?
A. 20 Volt
B. -13,5 Volt
C. 13,5 Volt
D. +-13,5 Volt
E. -20 Volt

Pembahasan :
Berdasarkan rumus disamping, dapat disimpulkan bahwa :
 
Vout = A x Vin
        = 10 x 2
        = 20 Volt
Sehingga jawaban yang tepat adalah A = 20 Volt.

2) Pada Rangkaian Dasar Op-Amp, Jika besar tegangan input sama dengan tegangan output tetapi gelombang sinyal input berbeda fase dengan gelombang sinyal output. Op-amp ini sering disebut ……A. Inverting amplifier
B. Non-Inverting amplifier
C. Op-amp sebagai penjumlah
D. Differensial amplifier 
E. Op-amp sebagai pengurang

Pembahasan:
Rangkaian Op-Amp yang memiliki nilai tegangan input yang sama dengan tegangan ouput, dimana gelombang sinyal inputnya brebeda fase dengan gelombang outputnya disebut dengan Inverting amplifier. Sehingga jawaban yang tepat adalah A.


1) Rangkaian Percobaan
  • Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat rangkaian tersebut.
  • Diantara alat dan bahan yang digunakan adalah Vsine, Op-Amp, Osiloskop serta ground.
  • Rangkailah alat dan bahan tersebut seperti gambar di bawah ini.
  • Simulasikan pada software proteus.2. Gambar Simulasi
2) Gambar Simulasi
  • Gambar 14.2
  • Gambar 14.3
  • Gambar 14.5
  • Gambar 14.6
  • Gambar 14.7
  • Gambar 14.8

5. Video[Kembali]




6. Download File[Kembali]
á­’Simulasi Proteus↠klik disini 
á­’Simulasi Proteus sub bab↠klik disini
á­’Kode hmtl↠klik disini

Sabtu, 26 Maret 2022

Bahan Presentasi Untuk Matakuliah Elektronika 2022





OLEH:
Aqmal Fajar Putra
2110953018


Dosen Pengampu:
Darwison,MT


Referensi:

a. Darwison, 2010, ”TEORI, SIMULASI DAN APLIKASI ELEKTRONIKA ”, Jilid 1, ISBN: 978-602-9081-10-7, CV Ferila,         Padang 
b. Darwison, 2010, ”TEORI, SIMULASI DAN APLIKASI ELEKTRONIKA ”,Jilid 2,  ISBN: 978-602-9081-10-8, CV Ferila,         Padang 
c. Robert L. Boylestad and Louis Nashelsky, Electronic Devices and Circuit Theory, Pearson, 2013 
d. Jimmie J. Cathey, Theory and Problems of Electronic Device and Circuit, McGraw Hill, 2002.
e. Keith Brindley, Starting Electronics, Newness 3rd Edition, 2005
f. Ian R. Sinclair and John Dunton, Practical Electronics Handbook, Newness, 2007.
g. John M. Hughes, Practical Electronics: Components and Techniques, O’Reilly Media, 2016.

Jumat, 25 Maret 2022

Aplikasi detector inverting vref =0

 


 


Pintu Keamanan Otomatis


 1. TUJUAN

·  Mengetahui prinsip kerja opamp

·  Membuat rangkaian menggunakan PIR sensor dan sound sensor

· Memahami komponen Rangkaian PIR sensor dan sound sensor

2. ALAT DAN BAHAN

1. alat

1.Voltmeter


Volt meter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika.

2. ground

 




Ground atau arde pada instalasi listrik berguna sebagai pencegah terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan tegangan listrik yang terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi.

3. Power Supply


Sebagai perangkat keras yang berfungsi untuk menyuplai tegangan langsung ke komponen dalam casing yang membutuhkan tegangan.


2. bahan

1. led


RBG-LED.jpg
 Spesifikasi :
 
* Superior weather resistance
* 5mm Round Standard Directivity
* UV Resistant Eproxy
* Forward Current (IF): 30mA
* Forward Voltage (VF): 1.8V to 2.4V
* Reverse Voltage: 5V
* Operating Temperature: -30℃ to +85℃
* Storage Temperature: -40℃ to +100℃
* Luminous Intensity: 20mcd 
 
Konfigurasi Pin :
 
* Pin 1 : Positive terminal of LED
* Pin 2 : Negative terminal of LED

2. transistor


Transistor Polarity = NPN

Collector Emitter Voltage V(br)ceo = 30 V

Transition Frequency Typ ft = -

DC Collector Current = 800 mA

Power Dissipation Pd = 500 mV

DC Current Gain hFE =100

Operating Temperature Range = -

Transistor Case Style =TO-18

No. of Pins =3

MSL = -



3. resistor

Specifications

 

Resistance (Ohms)

1K

Power (Watts)

0.25W, 1/4W

Tolerance

±5%

Packaging

Bulk

Composition

Carbon Film

Temperature Coefficient

350ppm/°C

Lead Free Status

Lead Free

RoHS Status

RoHS Compliant


4. battery



Input voltage: AC 100~240V / DC 10~30V

Output voltage: DC 1~35V

Max. input current: DC 14A

Charging current: 0.1~10A

Discharging current: 0.1~1.0A

Balance current: 1.5A/Cell Max

Max. discharging power: 15W

Max. charging power: AC 100W / DC 250W

Jenis batre yg didukung: LiFe, Lilon, LiPo 1~6S, LiHv 1-6S, Pb 1-12S, NiMH, Cd 1-16S

Ukuran:126x115x49mm

Berat:460gr


5. PIR Sensor

        Sensor PIR adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR ini bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar

        Spesifikasi:
  • Vin : DC 5V 9V.
  • Radius : 180 derajat.
  • Jarak deteksi : 5 7 meter.
  • Output : Digital TTL.
  • Memiliki setting sensitivitas.
  • Memiliki setting time delay.
  • Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.
  • Berat : 10 gr.
                                                 
6. Relay

        Relay adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik dalam sebuah rangkaian. Karena fungsi relay tersebut, itulah mengapa komponen yang satu ini juga disebut sebagai saklar

        Spesifikasi Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A. Jika spesifikasi relay sudah didapat kita bisa menggunakan contoh umum rangkaian switching relay dibawah ini. Rangkaian switching ini dibantu transistor sebagai pemicu

                                           

 7. Sensor Suara



a. Spesifikasi :

  • The range of operating voltage is 3.⅗ V
  • The operating current is 4~5 mA
  • The voltage gain 26 dB ((V=6V, f=1kHz)
  • The sensitivity of the microphone (1kHz) is 52 to 48 dB
  • The impedance of the microphone is 2.2k Ohm
  • The frequency of m microphone is16 to 20 kHz
  • The signal to noise ratio is 54 dB

b. Konfigurasi Pin :

* Pin 1 : Vcc

* Pin 2 : Gnd

* Pin 3 : Vout


8. Operational Amplifier (741) 

sebagai penguat dan pengindra sinyal masukkan baik DC maupun AC juga sebagai penguat differensiasi impedansi masukkan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah


3. dasar teori

1. Sensor Sound



sensor yang mensensing besaran suara untuk diubah menjadi besaran listrik yang akan dioleh mikrokontroler


2. resistor

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm:

I=V/R

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).



3. ground


Ground atau pertanahan adalah bagian dari peralatan listrik rumah. Namun kebanyakan dari masyarakat Indonesia sudah terbiasa menyebut pertanahan atau gruond ini dengan kata arde. Ground atau arde pada instalasi listrik berguna sebagai pencegah terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan tegangan listrik yang terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi. Ground dalam rumah terpasang dengan dua macam, yaitu untuk instalasi listrik rumah dan instalasi penangkal petir.
4. transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

5. led

           Diode pancaran cahaya (light-emitting diode/ LED) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. LED digunakan sebagai indikator lampu bahwa rangkaian tersebut sudah bekerja.

6. battery

Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Pada percobaan kali ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya.



7. PIR Sensor

        Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) adalah sebuah sensor yang biasa digunakan untuk mendeteksi keberadaan manusia. Sensor PIR adalah sebuah sensor yang menangkap pancaran sinyal inframerah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia maupun hewan. Sensor PIR dapat merespon perubahan- perubahan pancaran sinyal inframerah yang dipancarkan oleh tubuh manusia.

Simbol PIE Sensor : 


8.  Relay

        Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Simbol Relay : 


Cara kerja relay adalah sebagai berikut :

  1. Saat Coil mendapatkan energi listrik (energized) akan menimbulkan gaya elektromanetik
  2. Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat/lengan kontak (armature) berpegas (bersifat berlawanan), sehingga menghubungkan 2 titik contact

9. Operational Amplifier (741) 

sebagai penguat dan pengindra sinyal masukkan baik DC maupun AC juga sebagai penguat differensiasi impedansi masukkan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah


4. PERCOBAAN

1. Langkah Kerja

  • Siapkan semua bahan dan alat
  • Hubungkan semua bahan dan alat
  • Atur tegangan dan hambatan
  • Jalankan simulasi

2. Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja 

Rangkaian Secara Keseluruhan




Prinsip Kerjanya:
Pertama tama saat sensor PIR seseorang yang berada di dekatnya maka pintu  akan terbuka dan sistem keamanannya akan dimatikan. Saat itu sensor berlogika 1 dan tegangan keluaran senilai +15v kemudian diumpankan ke kaki inverting op amp. Rumus tegangan keluaran detector inverting ini adalah AOL dikali Vnon-inverting -Vinverting, sehingga hasilnya bernilai negatif dan Tegangan output akan bernilai mendekati Vsaturasi -. Disini tercatat output sebesar -13.5v lalu diumpankan ke resistor dan menuju kaki basis transistor. Disini transistor tidak on karena sensor Vbe lebih kecil dari 0.6v. Sehingga switch pada relay tidak akan berpindah dan batrai yang terhubung pada bagian kiri switch akan mengalirkan arusnya karena terdapat loop tertutup. Sehingga LED akan hidup mengindikasikan kalau sensor berjalan dan Motor bergerak membuka pintu.



Prinsip Kerjanya:
Pertama tama saat sound sensor mendeteksi suara yang dikeluarkan di dekatnya maka pintu akan terbuka dan sistem keamanannya akan dimatikan. Saat itu sensor berlogika 1 dan tegangan keluaran senilai +9v kemudian diumpankan ke kaki inverting op amp. Rumus tegangan keluaran detector inverting ini adalah AOL dikali Vnon-inverting -Vinverting, sehingga hasilnya bernilai negatif dan Tegangan output akan bernilai mendekati Vsaturasi -. Disini tercatat output sebesar -7.51v lalu diumpankan ke resistor dan menuju kaki basis transistor. Disini transistor tidak on karena sensor Vbe lebih kecil dari 0.6v. Sehingga switch pada relay tidak akan berpindah dan batrai yang terhubung pada bagian kiri switch akan mengalirkan arusnya karena terdapat loop tertutup. Sehingga LED akan hidup mengindikasikan akses diterima dan Motor bergerak membuka pintu.



Prinsip Kerjanya:

Pertama tama saat sensor Infrared mendeteksi seseorang yang berada di dekatnya maka pintu akan terbuka dan sistem keamanannya akan dimatikan. Saat itu sensor berlogika 1 dan tegangan keluaran senilai +15v kemudian diumpankan ke kaki inverting op amp. Rumus tegangan keluaran detector inverting ini adalah AOL dikali Vnon-inverting -Vinverting, sehingga hasilnya bernilai negatif dan Tegangan output akan bernilai mendekati Vsaturasi -. Disini tercatat output sebesar -13.5v lalu diumpankan ke resistor dan menuju kaki basis transistor. Disini transistor tidak on karena sensor Vbe lebih kecil dari 0.6v. Sehiingga switch pada relay tidak akan berpindah dan batrai yang terhubung pada bagian kiri switch akan mengalirkan arusnya karena terdapat loop tertutup. Sehingga LED akan hidup mengindikasikan sensor berjalan dan Motor bergerak membuka pintu.

5. VIDEO





6. link download

rangkaian download disini
datasheet  PIR download disini
datasheet sound download disini
datasheet Infrared download disini
datasheet relay download disini
datasheet  baterai download disini
datasheet  motor download disini
datasheet  led download disini
datasheet resistor download disini
datasheet  transistor npn download disini
datasheet  diode download disini
datasheet opamp download disini
library sound sensor download disini
library sensor  pir download disini
library sensor  Infrared download disini

Entri yang Diunggulkan

Tugas Besar Sensor

[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1.Tujuan 2. Alat dan Bahan 3. Dasar Teori 4. Percobaan 5 .Download   Sistem Pengaman...